Wow, Mantan Presiden Direktur Gugat Nissan Motor Corp Rp 15 Triliun!
Bekas Presiden Direktur Nissan Motor Corporation, Carlos Ghosn, berkemauan untuk berusaha sampai akhir dalam tuntutan berharga US$ 1 miliar, sama dengan Rp 15 triliun, yang disodorkannya pada Nissan.
Tuntutan Ghosn itu disodorkan di Lebanon dengan meliputi dakwaan atas pencemaran nama baik, fitnah, dan pemalsuan bukti material oleh Nissan bersama 12 pribadi dan dua perusahaan yang lain. “Kami mempunyai pertarungan panjang di muka. Kami akan berusaha sampai akhir,” kata Ghosn ke Reuters di Lebanon, dikutip dari Nikkei Asia, belakangan ini.
Ghosn menuntut sisa perusahaan Agen bola terpercaya yang dipegangnya itu senilai US$ 588 juta, sama dengan Rp 8,8 triliun, sebagai ganti kerugian kehilangan, dan US$ 500 juta (Rp 7,4 triliun) kembali sebagai mengganti kerusakan kepribadian.
“Apa yang saya meminta hanya sedikit ganti rugi dibanding apa yang sudah mereka kerjakan pada saya,” katanya pada sebuah interviu di Beirut, Lebanon. Dalam pada itu, faksi Nissan sendiri menampik untuk memberi komentar masalah ini.
Ghosn mulai pimpin Nissan, saat pabrikasi otomotif asal Jepang Agen bola terbaik ini merajut koalisi global dengan Renault (Prancis) –kini semakin bertambah dengan masuknya Mitsubishi Motors dalam koalisi ini. Tetapi, di akhir 2018, Ghosn diamankan di Jepang dengan tuduhan penghindaran pajak (tax evasion), pelanggaran keyakinan, dan penyimpangan dana perusahaan.
Ia menentang semua dakwaan dan menjelaskan jika penahanannya ialah sisi dari gagasan Nissan berkomplot menantang dianya. Menariknya, Ghosn sukses larikan diri dari Jepang pada Desember 2019, saat menanti persidangannya.
Sesudah datang di dalam rumah saat kecilnya di Lebanon, Ghosn menjelaskan jika ia larikan diri dari mekanisme peradilan apa yang “diakali” dan berkemauan bersihkan namanya. Menyikapi pengakuan Ghosn, beskal Tokyo menjelaskan dakwaan Ghosn mengenai konspirasi itu salah.
Ghosn mengatakan konsentrasinya sekarang ini untuk menaklukkan Nissan. Bila bisa dibuktikan bersalah, Nissan “harus bayar”, katanya.